Dalam pembahasan suatu masalah, sebelum kita sampai pada pembahasan yang
lebih detail tentang masalah tersebut, terlebih dahulu kita perlu
mengemukakan batasan tentang masalah yang kita bahas tersebut agar kita
mempunyai persepsi yang sama tentang pengertian masalah yang akan
dibahas tersebut.
Konsep tentang kreativitas termasuk konsep yang luas dan kompleks sehingga sulit merumuskan secara tepat apa yang dimaksud dengan kreativitas tersebut, berikut dikemukakan definisi kreativitas dari para ahli atau peneliti yang pernah membahas masalah tersebut.
Konsep tentang kreativitas termasuk konsep yang luas dan kompleks sehingga sulit merumuskan secara tepat apa yang dimaksud dengan kreativitas tersebut, berikut dikemukakan definisi kreativitas dari para ahli atau peneliti yang pernah membahas masalah tersebut.
PENDAPAT PARA PAKAR LUAR NEGERI
Freedam (1982) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami
dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara
yang baru dan asli. Sedangkan Woolfook (1984) memberikan batasan bahwa
kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil)
yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah. Guilford (1976)
mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen,
berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir
lateral.
Berbeda pula dari pendapat Rhodes yang dikutip oleh Munandar (1987) yang
mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan dalam 4 P yaitu person,
process, press, dan product. Menurut Rhodes, kreativitas harus ditinjau
dari segi pribadi (person) yang kreatif, proses yang kreatif, pendorong
kreatif dan hasil kreatifitas.
Para pakar Bangsa Indonesia di antaranya juga mengemukakan batasan tentang kreatifitas, antara lain :
Cony Semiawan (1987) memberi batasan kreativitas sebagai kemampuan untuk
menghasilkan atau menciptakan suatu produk baru. S.C.Utami Munandar
(dalam Alisyahbana, 1983) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan
untuk mengubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan-penemuan di
bidang ilmu teknologi, seni mapun penemuan-penemuan di bidang lainnya.
Sedangkan Selo Sumarjan (1983) mengemukakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan yang efektif dalam menciptakan sesuatu yang baru, yang berbeda
dalam bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi pokok
dari sesuatu yang dibuat itu. Daldjoeni (1977) memberi pengertian
tentang kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada
diri sendiri, tetapi juga kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dalam hal ini hubungan antara dirinya dengan lingkungan, baik dalam hal
materiil, sosial maupun psikis.
KESIMPULAN
Berdasarkan atas berbagai pendapat tentang pengertian kreativitas
tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang
baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah
baru yang dihadapi. Apakah hasil kreativitas itu menunjukkan hal yang
baru? Beberapa ahli berpendapat bahwa kreativitas itu tidak harus
seluruhnya baru, tetapi dapat pula sebagai gabungan yang sudah ada
dipadukan sesuatu yang baru.
KRITERIA KREATIVITAS
Berdasarkan pendapat para ahli psikologi, (Danny and Davis, 1982)
mengemukakan sejumlah aspek yang berbeda termasuk dalam kriteria
kreativitas, yaitu :
- Sensitivity to problems, artinya kreativitas dilihat dari kepekaan terhadap masalah yang muncul.
- Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara baru, bukan meniru pemecahan masalah yang lain.
- Ingenuity, artinya adanya kecerdikan dalam pemecahan masalah.
- Breadth, artinya ketepatan dalam pemecahan masalah.
- Recognity by peers, artinya ada pengakuan dari kelompok tentang penemuannya.
Salah satu hal yang penting dalam kreativitas adalah kemampuan berpikir yang menyebar (divergent thinking) sebagai lawan dari berpikir yang menyatu (convergent thinking).
Dalam struktur intelek kedua hal itu memainkan peranan yang sangat
penting. Dalam convergent thinking ada jawaban yang benar dan tepat,
sedang pada divergent thinking dirincikan dengan menghasilkan berbagai
bermacam-macam alternatif pemecahan yang luas, yang masing-masing
merupakan kemungkinan yang masuk akal. Para pemikir yang menyebar tidak
terikat harapan-harapan, tidak menghendaki jawaban yang benar, melainkan
menghendaki cara berpikir yang spontan dan bebas, seperti dalam melamun
dan asosiasi bebas, yang menghasilkan berbagai pemecahan masalah atau
penemuan. Asosiasi bebas yang digunakan dalam pemecahan masalah secara
kelompok disebut Brainstorming.
SUMBER REFERENSI :
Riani, Asri Laksmi., dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)